Makalah Ilmu Budaya Dasar
Kebudayaan Banten
Aditya Nugraha
50415190
1IA09
KATA PENGANTAR
A. Latar Belakang
B. Strategi Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Debus
Aditya Nugraha
50415190
1IA09
============================================
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah ilmu sosial dan budaya dasar ini dapat tersusun dengan baik.
Makalah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
ilmu budaya dasar (IBD).
Kami sampaikan terimakasih kepada
dosen dan semua pihak yang senantiasa membantu demi kelancaran makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini dibuat apa adanya dan belum sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pihak manapun senantiasa akan kami terima
untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
mendapat perhatian dan bermanfaat bagi pembacanya.
Depok, 11
Maret 2016
Penulis
============================================
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banten merupakan daerah
yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman
budaya banten mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakan setempat yang
dipengaruhi dengan unsur-unsur agama islam, sehingga identitas sosial budaya
masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat banten yang religius.
Masyarakat dan
kebudayaan banten memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang membedakan
daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Keunikan tersebut menjadikan
sebuah modal bagi eksistensi budaya Banten untuk dapat diperkenalkan kepada
masyarakat umum.
B. Rumusan
Masalah
1. Nilai-nilai
budaya apa saja yang ada pada kesenian debus?
2. Bagaimana
Strategi pemarisan nilai-nilai budaya debus?
3. Kendala yang
dihadapi dalam pewarisan budaya debus?
============================================
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Budaya Kesenian Debus
Permainan debus yang dilakukan
oleh masyarakat Banten, jika dicermati secara mendalam, maka di dalamnya
mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan
bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai itu antara lain kerja
sama, kerja keras, dan religius.
Nilai kerja sama tercermin dalam usaha para pemain yang saling bahu-membahu dalam menunjukkan atraksi-atraksi debus kepada para penonton. Nilai kerja keras tercermin dalam usaha pemain untuk dapat memainkan debus.
Dalam hal ini seseorang yang ingin memainkan debus harus berlatih secara terus menerus sambil menjalankan syarat-syarat dan pantangan-pantangan tertentu agar ilmu debusnya menjadi sempurna. Dan, nilai religius tercermin dalam doa-doa yang dipanjatkan oleh para pemain. Doa-doa tersebut dibacakan dengan tujuan agar para pemain selalu dilindungi dan mendapat keselamatan dari Allah SWT selama menyelenggarakan permainan debus.
Nilai kerja sama tercermin dalam usaha para pemain yang saling bahu-membahu dalam menunjukkan atraksi-atraksi debus kepada para penonton. Nilai kerja keras tercermin dalam usaha pemain untuk dapat memainkan debus.
Dalam hal ini seseorang yang ingin memainkan debus harus berlatih secara terus menerus sambil menjalankan syarat-syarat dan pantangan-pantangan tertentu agar ilmu debusnya menjadi sempurna. Dan, nilai religius tercermin dalam doa-doa yang dipanjatkan oleh para pemain. Doa-doa tersebut dibacakan dengan tujuan agar para pemain selalu dilindungi dan mendapat keselamatan dari Allah SWT selama menyelenggarakan permainan debus.
B. Strategi Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Debus
Strategi/metode dalam pewarisan
nilai-nilai budaya debus dalam pembinaan budaya kewarganegaraan (civic culture)
kepada generasi berikutnya dilakukan dengan tiga strategi yaitu: (1) dilakukan
dalam lingkup generasi muda melalui pembelajaran kebudayaan dengan
mengikutsertakan generasi muda/anak-anak sebagai bentuk pengembangan
nilai-nilai budaya; (2) secara vertikal atau diwariskan dari generasi terdahulu
ke generasi berikutnya didalam lingkungan keluarga dengan cara memberikan
pendidikan kebudayaan seperti menanamkan nilai-nilai budaya debus, memberikan
pengetahuan dan pemahaman mengenai makna yang terkandung didalam kesenian
debus; (3) secara horizontal atau pewarisan antar sesama yang dilakukan dalam
lingkungan masyarakat dengan turut berpartisipasinya masyarakat kedalam
rangakaian acara kesenian debus. Selain itu, strategi lainnya dengan
didirikannya berbagai tempat pelatihan kesenian debus di berbagai daerah
sehingga dapat dengan mudah masyarakat mengaplikasikan nilai-nilai budaya debus
kedalam kehidupan sehari-hari.
C.
Kendala-Kendala Pewarisan Budaya Debus
Kendala-kendala
yang ditemui dalam penanaman pewarisan nilai-nilai budaya debus kepada generasi
berikutnya meliputi kendala internal dan eksternal. Kendala internal, seperti
kurangnya pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai budaya debus, minimnya
motivasi dari dalam setiap individu generasi muda untuk memiliki rasa
keingintahuan akan kesenian debus secara mendalam dan kurangnya kesadaran orang
tua dalam hal menanamkan nilai-nilai budaya debus serta memberikan pengetahuan
mengenai sejarah-sejarah kebudayaan Banten khususnya kesenian debus kepada
anak-anaknya. Sedangkan kendala eksternal, seperti pengaruh lingkungan sosial
masyarakat terhadap budaya luar yang masuk kedalam kehidupan para generasi muda
serta situasi dan kondisi tempat pusat pelatihan atau padepokan debus yang
kurang terjangkau oleh masyarakat.
============================================
BAB III
KESIMPULAN
Kesenian debus merupakan salah satu
kesenian daerah Banten warisan leluhur yang masih dipertahankan dan
dilestarikan sebagai bentuk identitas masyarakat Banten. Pembinaan budaya
kewarganegaraan (civic culture) pada kesenian debus masih dilakukan di
Kelurahan Tegalsari dengan mengembangkan nilai-nilai budaya kewarganegaraan
kesenian debus yang diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat Banten dengan
melakukan penanaman pewarisan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda,
seperti melakukan pelatihan kesenian debus di lingkungan masyarakat dan
mengikutsertakan generasi muda dalam atraksi kesenian debus.
============================================
DAFTAR
PUSTAKA
Widyasari, Noviyanti (2014) Peranan
Debus Dalam Pembinaan Budaya Kewarganegaraan (Civic Cluture) Pada Masyarakat
Banten. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Kebudayaanindonesia. 2014. DEBUS
BANTEN. http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/943/debus-banten.
Indra. 2015. Debus, Seni Bela
Diri Tradisional. Jakarta: PT Penerbitan Sarana Bobo.
0 komentar:
Posting Komentar