Minggu, 13 Maret 2016

[IBD]Manusia dan Kebudayaan


Makalah Ilmu Budaya Dasar
Kebudayaan Banten



 Aditya Nugraha
50415190 
1IA09


============================================


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ilmu sosial dan budaya dasar ini dapat tersusun dengan baik. Makalah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ilmu budaya dasar (IBD).
Kami sampaikan terimakasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa membantu demi kelancaran makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini dibuat apa adanya dan belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pihak manapun senantiasa akan kami terima untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini mendapat perhatian dan bermanfaat bagi pembacanya.

Depok, 11 Maret 2016

Penulis
============================================ 




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
     
   Banten merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya banten mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakan setempat yang dipengaruhi dengan unsur-unsur agama islam, sehingga identitas sosial budaya masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat banten yang religius.
    Masyarakat dan kebudayaan banten memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang membedakan daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Keunikan tersebut menjadikan sebuah modal bagi eksistensi budaya Banten untuk dapat diperkenalkan kepada masyarakat umum.

B. Rumusan Masalah

     1. Nilai-nilai budaya apa saja yang ada pada kesenian debus?
     2. Bagaimana Strategi pemarisan nilai-nilai budaya debus?
     3. Kendala yang dihadapi dalam pewarisan budaya debus?

============================================

BAB II
PEMBAHASAN

A. Nilai Budaya Kesenian Debus
 Permainan debus yang dilakukan oleh masyarakat Banten, jika dicermati secara mendalam, maka di dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai itu antara lain kerja sama, kerja keras, dan religius.
     Nilai kerja sama tercermin dalam usaha para pemain yang saling bahu-membahu dalam menunjukkan atraksi-atraksi debus kepada para penonton. Nilai kerja keras tercermin dalam usaha pemain untuk dapat memainkan debus.
       Dalam hal ini seseorang yang ingin memainkan debus harus berlatih secara terus menerus sambil menjalankan syarat-syarat dan pantangan-pantangan tertentu agar ilmu debusnya menjadi sempurna. Dan, nilai religius tercermin dalam doa-doa yang dipanjatkan oleh para pemain. Doa-doa tersebut dibacakan dengan tujuan agar para pemain selalu dilindungi dan mendapat keselamatan dari Allah SWT selama menyelenggarakan permainan debus. 

     B. Strategi Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Debus
Strategi/metode dalam pewarisan nilai-nilai budaya debus dalam pembinaan budaya kewarganegaraan (civic culture) kepada generasi berikutnya dilakukan dengan tiga strategi yaitu: (1) dilakukan dalam lingkup generasi muda melalui pembelajaran kebudayaan dengan mengikutsertakan generasi muda/anak-anak sebagai bentuk pengembangan nilai-nilai budaya; (2) secara vertikal atau diwariskan dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya didalam lingkungan keluarga dengan cara memberikan pendidikan kebudayaan seperti menanamkan nilai-nilai budaya debus, memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai makna yang terkandung didalam kesenian debus; (3) secara horizontal atau pewarisan antar sesama yang dilakukan dalam lingkungan masyarakat dengan turut berpartisipasinya masyarakat kedalam rangakaian acara kesenian debus. Selain itu, strategi lainnya dengan didirikannya berbagai tempat pelatihan kesenian debus di berbagai daerah sehingga dapat dengan mudah masyarakat mengaplikasikan nilai-nilai budaya debus kedalam kehidupan sehari-hari.


C. Kendala-Kendala Pewarisan Budaya Debus
 Kendala-kendala yang ditemui dalam penanaman pewarisan nilai-nilai budaya debus kepada generasi berikutnya meliputi kendala internal dan eksternal. Kendala internal, seperti kurangnya pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai budaya debus, minimnya motivasi dari dalam setiap individu generasi muda untuk memiliki rasa keingintahuan akan kesenian debus secara mendalam dan kurangnya kesadaran orang tua dalam hal menanamkan nilai-nilai budaya debus serta memberikan pengetahuan mengenai sejarah-sejarah kebudayaan Banten khususnya kesenian debus kepada anak-anaknya. Sedangkan kendala eksternal, seperti pengaruh lingkungan sosial masyarakat terhadap budaya luar yang masuk kedalam kehidupan para generasi muda serta situasi dan kondisi tempat pusat pelatihan atau padepokan debus yang kurang terjangkau oleh masyarakat.

============================================

BAB III
KESIMPULAN

Kesenian debus merupakan salah satu kesenian daerah Banten warisan leluhur yang masih dipertahankan dan dilestarikan sebagai bentuk identitas masyarakat Banten. Pembinaan budaya kewarganegaraan (civic culture) pada kesenian debus masih dilakukan di Kelurahan Tegalsari dengan mengembangkan nilai-nilai budaya kewarganegaraan kesenian debus yang diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat Banten dengan melakukan penanaman pewarisan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda, seperti melakukan pelatihan kesenian debus di lingkungan masyarakat dan mengikutsertakan generasi muda dalam atraksi kesenian debus.

============================================

DAFTAR PUSTAKA
Widyasari, Noviyanti (2014) Peranan Debus Dalam Pembinaan Budaya Kewarganegaraan (Civic Cluture) Pada Masyarakat Banten. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. 
Kebudayaanindonesia. 2014. DEBUS BANTEN. http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/943/debus-banten.
Indra. 2015. Debus, Seni Bela Diri Tradisional. Jakarta: PT Penerbitan Sarana Bobo.


 
About Aditya Nugraha

Pellentesque penatibus, sed rutrum viverra quisque pede, mauris commodo sodales enim porttitor. Magna convallis mi mollis, neque nostra mi vel volutpat lacinia, vitae blandit est, bibendum vel ut. Congue ultricies, libero velit amet magna erat. Orci in, eleifend venenatis lacus.

You Might Also Like

0 komentar:

Posting Komentar